Menu Close

Mutiara Jumat “Belajar Untuk Merasa Diri Tidak Penting”

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

BELAJAR UNTUK MERASA DIRI TIDAK PENTING

Oleh Muhammad Arham

Potensi buruk dalam hati manusia adalah ketika dikotori dengan kejahatan atau hal-hal yang sudah dilarang dalam Islam. Berdasarkan surah As-Syams ayat 9, dijelaskan pula bahwa menjaga kesucian jiwa menjadi hal terpenting

Sementara itu, dalam Al-Qur’an juga disebutkan tentang alasan menjaga hati agar selalu bersih seperti disebutkan dalam surah Asy-Syu’ara ayat 88–89 yang memberikan petunjuk bahwa hati manusia harus senantiasa bersih. Begitu pun dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Iimam Muslim, dijelaskan hati inilah yang akan memengaruhi jasad manusia. Bersih atau kotornya hati manusia akan berdampak pada perilakunya sehari-hari.
Salah satu upaya menjaga bersihnya hati seseorang adalah melatih diri dan membiasakan untuk siap tidak mendapat perhatian dan belajar santai.

Biasa saja bila tidak ada yang menyapa, biasa saja jika tidak ada yang like, santai saja jika tidak ada yang mengajak, biasa saja jika tidak dilibatkan, santai saja kalau tidak ada yang menghormati, biasa saja jika sudah berbuat baik kepada seseorang dan kemudian orang tersebut tidak berterima kasih. Belajar santai dan tidak banyak mengeluh apalagi menggerutu. Karena kalut dan galaunya hati seseorang diawali dengan merasa diri penting di hadapan orang lain.

Ia berkata pada dirinya, saya adalah orang yang terhormat, saya orang hebat, saya lebih diatas, saya lebih tahu, saya harus diajak, saya harus diminta pertimbangan, nama saya harus disebut, titel saya yang panjang itu harus ditulis dst.
Ucapan-ucapan itu tentu membuat seseorang jadi capek, sakit hati dan kecewa karena ekspektasi yang dibangun oleh dirinya sendiri.

Padahal Allah sudah menasehati hambanya di dalam Al-Qur’an;

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا

Artinya, “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,” (QS. Al-Furqan : 63)
Jadi mestinya

sebagai seorang mukmin itu rendah hati, tidak perlu ada orang yang mengenal, dan ambisinya bukan pada pujian makhluk. Kalaupun ada orang yang membenci dan menyakiti, justru ia membalas cacian itu dengan pujian, karena ia merasa tidak penting di hadapan makhluk.
Allaahu a’lam

Selamat beraktivitas
Ya Allah, berilah kami ampunan, rezki, kesehatan, keselamatan, kesuksesan, dan kebahagiaan dunia-akhirat !

Sumber : Majelis Tabligh PP. Muhammadiyah

Posted in QUOTES

Related Posts